Suatu ketika terdapat seorang turis yang berasal dari Venezuela. Ia berlibur ke Pulau Bali. Ia ingin melihat keindahan Pulau Bali. Ia mendarat pukul 09.00 Wit, di bandara Ngurah Rai Bali. Ia langsung mencari taksi untuk pergi ke hotel. Ia menginap di hotel dekat pantai, karena ia sengaja ingin menikmati keindahan pantai.
Keesokkan harinya, ia bersiap-siap untuk menikmati keindahan Bali. Ia pergi kesebuah tempat yang sangat indah dengan keadaan pantai dan hutan. Ditengah menikmati keindahan pantai, ia terlena dengan keadaan. Dompet yang berisi ribuan dolar itu dicopet. Ia kaget dan tidak menyangka.
Ia kebingungan dengan musibah yang ia terima. Ia ingin pergi ke Kedutaan Besar Venezuela. Tetapi ia tak bisa, karena ia tak memiliki cukup biaya untuk ke Jakarta. Ia juga kebingungan karena ia tak bisa menginap lagi di hotel. Ia menjadi seperti gelandangan.
Lalu ia berjalan di tengah kota tanpa memiliki tujuan dan arah. Setelah lama berjalan ia merasa kelaparan. Akhirnya sampai disebuah tempat, yang ada warung kecil. Ia pun mondar mandir didepan warung itu, hingga sepulum menit kemudian ibu pemilik warung itu merasa gelisah dan curiga. Ibu wrung itu bertanya kepada turis itu, namun apa daya ibu tersebut, turis itu tidak memahami maksud omongan si ibu pemilik warung.
Si ibu pemilik warung itupun memanggil anaknya yang telah SMA, dengan harapan anaknya itu bisa berbicara dengan si turis itu. Dari percakapan yang dilakukan maka didapatkan tujuan dan maksud si turis itu. Turis itu merasa kelaparan dan tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Untung saja dewi fortuna masih berpihak pada si turis, ibu pemilik warung itu mau memberikan sepiring nasi untuk si turis.
Seteleh memakan nasi dari si ibu, turis itupun berterimakasih, dn merasa memiliki hutang budi pada dia. Maka si turis itupun ingin membalas budi tersebut dengan membantu kegiatan si ibu pemilik warung itu. Ia membantu melayani pelanggan, mencuci piring, dll.
Setelah beberapa hari turis itu membantu kegiatan warung itu, ibu pemilik warung itu merasa puas dengan kerja si turis. Turis itupun dipekerjakan di warung itu, dan diperbolehkan tinggal di rumah ibu pemilik warung serta di gaji dengan minim. Turis itu merasa sangat senang, ia berteimakasih pada si pemilik warung. Sehingga disitulah timbul rasa ingin pulang ke negeri asalnya.
Berahari-hari, berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan ia bekerja di warung itu. Dengan semangat ia bertekad untuk bisa pulang ke negerinya. Ia mencoba pergi ke bandara untuk menanyakan berapa harga tiket untuk pulang. Setelah ia mendapat informasi harga tiket itu, ia pulang dengan sangat bahagia. Karena uang yang terkumpul kurang sedikit lagi.
Sampai di rumah ibu pemilik warung itu ia langsung menceritakan berita itu kepada keluarga ibu pemilik warung itu. Dan keluarga itu merasa senang dan sedih pula. Karena akan ditinggal pergi oleh seorang turis itu.
Hari yang ditunggu oleh si turis itupun datang. Ia berpamitan kepada keluarga ibu pemilik warung. Sebelum berpamitan ia berjanji akan kembali ke Bali untuk menemui mereka. Keluarga itupun harus rela menerima keadaan tersebut.
Sabtu, 12 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar